Selasa, 29 Januari 2013

3 Hari 2 Malam II

Edit Posted by with No comments
        Aku masih belum bisa untuk sekedar meninggalkannya tidur beberapa jam, masih ingin dalam pelukannya dan masih ingin bergurau dengannya. Sudah pukul 11 malam,mataku mulai mengantuk,dia berkali-kali menyuruhku pergi tidur ke kamar namun aku menghiraukannya.
“ aku temenin kamu sampai kamu tidur” tegasku padanya.
“ga usah sayang, kamu aja tidur nanti aku angkat kamu ke kamar” 
So kuat sekali dia. “emang kuat?ga akan kuat”
“kuat dong” dia kembali memelukku.
Ternyata memang aku yang tertidur, dia berusaha mengangkatku sehingga membuatku terbangun. Sudah ku katakan,dia tak kuat mengangkatku. Lucu juga saat dia berusaha untuk mengangkatku. Beratku hanya 45 kg sedangkan dia 55 harusnya dia bisa membopongku ke kamar.
Aku berusaha bangun dan berdiri,masih setengah sadar.”Udah ah,jalan aja” keluhku.
Sebelum kakiku melangkah dia langsung memelukku dan menciumku.
“Udah sana tidur” perintahnya setelah memelukku.
Aku tidak akan menyia-nyiakan moment ini,aku juga ingin membuatnya berkesan,aku balas peluk dan ciumnya seperti biasa. Aku pergi tidur menyusul Ibu yang sudah terlelap menikmati mimpinya.
Pagi harinya... aku melihat di sampingku sudah tidak ada Ibu tapi ada tubuh lain yang tertidur nyenyak,ku lihat wajahnya. Ternyata wajah itu yang selalu ada dalam pikiranku setiap waktunya, wajah yang selalu aku rindukan,wajah yang selalu meneduhkan mataku ini,wajah yang sudah membuatku merasakan arti cinta yang sesungguhnya. Pagi yang indah, semalam aku bisa mengucapkan selamat tidur dengan memeluknya sekarang saat aku terbangun aku bisa melihat wajahnya dengan matanya yang masih terpejam.
Lama sekali aku memandangi wajahnya. Aku bangun untuk pergi ke kamar mandi, belum juga aku bangun ada tangan yang menarik tubuhku dan menjatuhkan tubuhku kepelukannya. Sekarang aku kembali terbaring di pelukannya, sudah bangun juga dia. Akhirnya kita benar-benar bisa berteman dengan waktu,walaupun aku tahu waktu hanya memberikan sedikit detik,menit dan jam untuk kita yang akan ada kalanya kita harus terpisah lagi.
Hari pertama aku disini, dan bisa selalu ada di dekatnya adalah hal yang paling aku inginkan. Aku tak perlu meminta apa-apa lagi pada Tuhan karena sudah ada dia di sisiku.
“Sayang,kita renang yuk? Eh tapi kamunya lagi sakit ya, hmm ya udah ikut aja tapi kamu jangan ikutan renang ya” dia mengoceh sendiri sebelum aku jawab. Aku hanya diam tersenyum melihatnya berbicara. Mengetahui aku hanya terdiam kemudian sambil menekan stick PES nya dia melirikku “Mau ga?”. Tanpa harus aku menjawab harusnya kamu tahu sayang, aku takkan pernah menolak jika hal itu adalah untuk menemanimu dan selalu ada kamu di setiap mataku menatap.
“Ayoo, ya udah sekarang yu” ajakku dengan girang.
“Tapi kamu jangan ikut renang ya, bentar tanggung yank maen PES dulu” Kebiasaan buruk darinya itu ya ini, PES dan PES terus menerus.
Kita pun pergi menggunakan sepeda motor, cuaca panas di Cirebon sepertinya mulai menjilati ubun-ubunku,khawatir pada diri sendiri mulai muncul. Aku sadar aku sedang sakit dan tidak baik jika harus terkena angin,apalagi terlalu panas atau kedinginan, bisa-bisa semakin banyak saja virus dalam tubuhku ini yang siap mengeroggoti sel-sel tubuh. 
Sesampainya di tempat renang dia langsung ganti baju. Aku ikut sibuk membuka jaketku,Cuma buka jaket doang, gerah tapi dia mulai lagi mengoceh. “mau apa kamu? Kamu jangan ikut renang ! udah diam duduk !” ucapannya tegas,mungkin bisa disebut perhatian.
“Iya ga akan ikutan renang ko”
Kami bisa bersenang-senang dan tertawa bersama, di tambah lagi ada gaya dia yang lucu sekali saat di foto. Aku selalu ingin tertawa setiap melihat foto hasil jepretanku tersebut.
Selesai berenang kita pergi membeli bakso. Baksonya unik, aku baru tahu kalau di Cirebon ada bakso seperti itu. Harganya pun sebanding dengan keunikan dan kenikmatan baksonya. Aku katakan unik karena saat kita memakan bakso yang berukuran sedangnya (tanpa di potong-potong) maka basonya akan meletus di dalam, seperti balon yang di isi air. Saat memasuki mulut dan di gigit maka daging dan gaji cair keluar,rasanya enak sekali. Aku yung baru pertama kali mamakannya merasa kaget juga, dan hampir muncrat keluar.sedangkan dia? dia sudah pernah merasakan sebelumnya dan bisa menikmatinya dengan santai. Dia tertawa melihat cara makanku.
Keringat pun mulai keluar, cuaca yang panas membuat kita semakin kelabakan memakan bakso, baksonya juga kan panas. Selesai makan bakso kita pulang dan seperti biasa dia kembali sibuk dengan PES nya. Aku tak tau sihir sepeerti apa yang di buat PES itu yang pasti makhluk bernama PES itu sudah membuat pacarku ini kecanduan.
Berkali-kali dia menyuruhku tidur siang tapi aku tetap tak mendengarkannya, tak tahukah kamu yang aku inginkan saat itu adalah hanya ingin bersamamu,tetap bersamamu,tetap bersamamu,tetap bersamamu dan tetap bersamamu.

Bersambung........

0 komentar:

Posting Komentar