“Tiit tiit tiiiit...”
suara klakson mobil bunyi berkali-kali memanggilku untuk segera keluar rumah.
“Ah shit ! ga sabaran
banget sih, ga tau apa cewe kalau dandan lama”
“Tiiiiiiiiiiiiiiiiiit
tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit” bunyi klakson yang ini membuat otakku mendidih dan
ingin sekali melempar mereka dengan sandal dari atas balkon kamarku ini.
“sebentar dong ! sabar
dikit sih” teriakku dari kamar yang sedang sibuk mencari-cari sepatu catsku,
selalu saja seperti ini di saat aku membutuhkan sepatu itu.
Yups dapat ketemu juga
sepatunya, rupanya bibi menyimpan sepatu itu di belakang pintu padahal sudah ku
bilang berkali-kali jangan menyimpan sepatu di sembarang tempat. Mungkin dia
lupa.
Aku segera turun
menelusuri tangga dan ku sempatkan melirik ke cermin yang ada diruang TV lantai
bawah. Jeans biru dongker,kemeja polos berwarna coklat muda,tas selendang
berwarna coklat tua dan rambut terurai panjang. “Oke,perfect !” bisikku . Sudah
4 tahun aku tak berjumpa mereka dan hari ini aku bisa bertemu dengan
wajah-wajah sahabatku dulu saat SMP walaupun saat itu mereka kelas 3 dan aku kelas 1 namun tak menghalangi
ikatan persahabatan kita. Saat ku keluar dan membuka pintu depan mereka sedang
asyik mengobrol di dalam mobil. Entah
apa yang mereka obrolkan tapi ketika mereka menyadari aku sedang berjalan
menghampiri mereka tiba-tiba saja mata mereka memperhatikanku dari atas sampai
bawah dan bola mata mereka berhenti melototiku saat mereka menangkap benda yang
ku bawa di tangan kananku.
Perhatian mereka
terhenyakkan oleh suara tawa dari Arya.
“Hahahahaha, gila lu
ngapain bawa sepatu cats di jinjing gitu?” Arya tertawa puas dengan logat Jakartanya,Jakarta sudah banyak merubah si Arya .
“Kamu kan sudah pakai
sepatu ta?kenapa bawa sepatu lagi?” tanya ben, lebih sopan dari pada Arya.
Sebenarnya aku sengaja
membawa sepatu cats ku ini, pagi ini (pukul 09.30) kita berenam akan mampir
dulu ke SMP. Aku ingin terlihat lebih
rapih dan sopan sehingga aku memakai sepatu wedges dan setelah mampir ke SMP kami akan hangout,tentunya aku
tidak akan betah lama-lama memakai wedges. Aku lebih nyaman memakai sepatu
cats. Sudah lama kita tak berkunjung ke sekolah itu,setelah lulus kemudian SMA
dan sekarang sudah kuliah di semester 3 aku tak pernah berkunjung. Namun mereka
lebih parah,mereka sudah semester 7 tapi baru kali ini akan berkunjung.
“Biasa aja dong ya
ngetawainnya, ini aku bawa soalnya aku tahu banget karakter kalian. Setelah
silahturahmi ke SMP kita kan mau jalan dan aku tahu meskipun kalian bawa mobil
tapi ujung-ujungnya kita luntang lantung di trotoar jalan kan?” jelasku dengan
nada kesal dan melotot pada Arya yang terus-terusan cekikikan menertawaiku.
Jalan bareng mereka harus siapin tukang pijit buat mijitin kaki yang pada
pegal. Ya, memang membawa mobil tapi mobil di parkirkan begitu saja di salah
satu area parkir dan mereka pergi sesuka mereka tanpa menggunakan mobilnya.
Memang menyenangkan tapi membuat seluruh badan terutama kaki pegal-pegal.
“Oh, haha ada-ada aja
sih kamu tuh ! sampai segitunya,ya udah cepat masuk,keburu panas nih” Farhan menyuruhku
masuk mobil.
“eh eh bentar donk,
Lesta kan satu-satunya cewe daiantara kita nih,gimana kalau ada yang bukain
pintu mobilnya buat mempersilahkan dia masuk” Aldi tiba-tiba nylonong dari
bangku paling belakang dan ketawa jail melihatku.
Arya yang juga duduk di
samping Aldi langsung menyambar
“noh lang,lu kan yang paling dekat sama pintu mobil,lagian cuma lu yang duduk sendirian” ya, hanya Gilang yang duduk di bangku tengah sendirian. Sepertinya ini sudah mereka rencanakan,pikirku.
“noh lang,lu kan yang paling dekat sama pintu mobil,lagian cuma lu yang duduk sendirian” ya, hanya Gilang yang duduk di bangku tengah sendirian. Sepertinya ini sudah mereka rencanakan,pikirku.
Gilang yang sudah lama
memperhatikanku dan tanpa komentar apapun langsung keluar dari mobil dan masih
saja dengan senyuman sama seperti dulu. Seperti pertama kali mata kita saling
bertemu dan menatap satu sama lain.
“Monggo tuan putri,silahkan
masuk” Gilang mempersilahkanku masuk mobil percis seorang pangeran yang
mempersilahkan permaisurinya masuk ke dalam kereta kuda.
“Apaan sih” aku tertawa
sambil menyubit perutnya. Dia pun ikut tertawa.
“Gileeee ini, di pikir
kalian berdua apa yang ada disini,serasa dunia milik kalian aja” Farhan
mengagetkan seluruh yang ada di dalam mobil dengan suara lantangnya itu.
“Biasa aja kali, kalian
kaya baru liat pertama kali kita kaya gini aja.syirik lu” Tegas Gilang tak mau
kalah.
Ini
memang bukan pertama kalinya untuk kita terlihat mesra di depan mereka lang,namun
sudah lama sekali kita tak melakukan adegan seperti ini. Bertahun-tahun kita
tak bertemu dan kali ini Tuhan mempertemukan kita lagi.
Ben yang sudah kesal
dengan perbincangan konyol itu langsung berteriak.
“STOP !” semua langsung
terdiam saat sedang asyik bercanda.
“Tuan raja dan ratu apa
kalian sudah siap untuk pergi?dan menikmati bulan madunya?” Ben sebagai supir berkata dengan penuh kelembutan layaknya
pelayan di kerajaan. Aku pikir dia akan marah-marah kerena kegaduhan di dalam
mobil akibat perlakuan Gilang barusan.
“Walaah kalian serasa ratu sama raja beneran ya, di depan ada Ben yang nyetir dan di sampingnya ada
Farhan dan Aku sama si Aldi jadi pengawal kalian di belakang, Ajiib beneer dah”
Sahabatku Arya ini memang doyan ngomong.
Semua tertawa tak
terkecuali aku,aku ikut larut dalam candaan mereka meski pada dasarnya mereka
sedang ngebully aku dan Gilang .
Sebenarnya saat aku
keluar dari pintu rumah tadi, sosok yang pertama ku lihat adalah Gilang. Dia
tak henti memperhatikanku,membuatku salting di depan yang lain. Bahkan dia tak
mengucapkan satu katapun saat itu. Mungkinkah cinta lama itu bisa hadir kembali
atau kita memang di takdirkan hanya untuk bersahabat?
“Cabut ah buruan” Aldi tak
sabar untuk segera pergi dan bertemu keluarga besar di SMP. Mungkin sekarang
sudah banyak Guru baru disana dan mungkin ada beberapa guru yang pindah dinas
dari SMP itu. Adapun yang masih bertahan memberikan ilmu mereka disana.
Tak lama kami
sampai,jaraknya hanya 2 km dari rumahku. Satpamnya sudah beda,kini yang dulunya
jadi satpam katanya sudah kerja di bagian TU. Kami masuk ke dalam sekolah yang
suddah berstandar Nasional itu. Lorong masuknya masih sama hanya saja banyak
gedung baru yang telah di bangun. Keadaan tamannya pun lebih bersih dan rapih
di banding dulu. Sudah banyak berubah suasana sekolah ini namun kami masih
berharap para guru yang dulu mengajar kami masih ada disini,kami merindukan
mereka semua.
Syukurlah masih banyak
guru yang belum pindah dari sekolah ini, kami bisa bernostalgia dengan mereka.
Kebetulan ini jam istirahat sehingga kami punya banyak waktu luang untuk
menumpahkan kerinduan kami dengan mereka.
“Aduh si Tata (nama
panggilanku) udah gede aja ya,tambah cantik” Puji Bu Fitri. Aku tersenyum malu.
“Pake susuk bu dia mah
jadi cantik gitu hahah” Arya nyeletuk dan menyindirku.
“Hust !” Gilang
menjitak Arya,dia membelaku.
“Aduh aduh masih sama
seperti dulu ya kalian tuh” Bu Fitri ikut tertawa bersamaan dengan Guru lainnya
yang ikut nimbrung bareng kita. Bu Fitri masih mengajar IPA sama seperti dulu
saat mengajar kami.
Setelah jam masuk mulai
kami pun pergi ke kantin dan para guru harus mengajar kembali. Suasana kantin
sudah berbeda hanya saja para pedagang disini masih tetap sama dan rupanya
masih mengenali kami.
Hanya 1 jam kami berada
di sekolah ini,kami segera pamitan ke beberapa Guru yang ada di Ruang Guru dan
meminta kontak yang bisa di hubungi pada beberapa guru yang akrab dengan kami.
“Ok guys, mau kemana
nih hangoutnya?” Tanya Ben yang siap membawa kita kemanpun kita mau menggunakan
mobil Teriosnya.
“Anter gua ke mall dong
,mau beli kemeja nih buat wawancara sama dosen nanti” Arya mengusulkan ingin
pergi ke mall, dia ada praktek dari salah satu mata kuliah dan harus
mewawancari seorang dosen. Heran deh sama dia,padahal sudah banyak kemejanya
tapi masih saja mau beli yang baru.
“Pake kemeja yang lama
bisa kali ya? mending yang di baruin muka lu deh,malu sama muka pas-pasan gitu
tapi pakai kemeja yang bermerek mulu” aku meledeknya puas. Semua tertawa dan
dia langsung menanggapinya .
“parah lu,ini tugas
akhir gua sama dosen ini. Seengganya ngasih kenangan yang baik dong ama tuh
dosen apalagi ini dosen paling cantik, coba aja dia belum nikah”
“Heh gila lu, mau nikah
sama tante-tante?” Farhan ikut meledeknya juga.
“Eits tapi kan
seengganya cantik,sexy,bener kan ya?” Gilang membela Arya.
“Nah bener banget tuh
man” mereka saling mengepakkan tangan mereka.
Aldi yang asyik dengan
kamera digitalnya memotret kami yang sedang asyik bercanda.
Dan Ben yang menyetir mobil,entah ke mana kami akan di bawanya. Sepertinya dia
sudah punya rencana kemana kami akan pergi dan tanpa mendengarkan celotehan
kita dia membawa mobil dengan santai.
Bersambung.....
0 komentar:
Posting Komentar