Kamis, 14 Februari 2013

Cinta Lama itu Masih Ada

Edit Posted by with No comments
“Tiit tiit tiiiit...” suara klakson mobil bunyi berkali-kali memanggilku untuk segera keluar rumah.
“Ah shit ! ga sabaran banget sih, ga tau apa cewe kalau dandan lama”
“Tiiiiiiiiiiiiiiiiiit tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit” bunyi klakson yang ini membuat otakku mendidih dan ingin sekali melempar mereka dengan sandal dari atas balkon kamarku ini.
“sebentar dong ! sabar dikit sih” teriakku dari kamar yang sedang sibuk mencari-cari sepatu catsku, selalu saja seperti ini di saat aku membutuhkan sepatu itu.

Yups dapat ketemu juga sepatunya, rupanya bibi menyimpan sepatu itu di belakang pintu padahal sudah ku bilang berkali-kali jangan menyimpan sepatu di sembarang tempat. Mungkin dia lupa.
Aku segera turun menelusuri tangga dan ku sempatkan melirik ke cermin yang ada diruang TV lantai bawah. Jeans biru dongker,kemeja polos berwarna coklat muda,tas selendang berwarna coklat tua dan rambut terurai panjang. “Oke,perfect !” bisikku . Sudah 4 tahun aku tak berjumpa mereka dan hari ini aku bisa bertemu dengan wajah-wajah sahabatku dulu saat SMP walaupun saat itu mereka  kelas 3 dan aku kelas 1 namun tak menghalangi ikatan persahabatan kita. Saat ku keluar dan membuka pintu depan mereka sedang asyik mengobrol di dalam mobil.  Entah apa yang mereka obrolkan tapi ketika mereka menyadari aku sedang berjalan menghampiri mereka tiba-tiba saja mata mereka memperhatikanku dari atas sampai bawah dan bola mata mereka berhenti melototiku saat mereka menangkap benda yang ku bawa di tangan kananku.
Perhatian mereka terhenyakkan oleh suara tawa dari Arya.
“Hahahahaha, gila lu ngapain bawa sepatu cats di jinjing gitu?” Arya tertawa puas dengan logat Jakartanya,Jakarta sudah banyak merubah si Arya .
“Kamu kan sudah pakai sepatu ta?kenapa bawa sepatu lagi?” tanya ben, lebih sopan dari pada Arya.
Sebenarnya aku sengaja membawa sepatu cats ku ini, pagi ini (pukul 09.30) kita berenam akan mampir dulu ke SMP.  Aku ingin terlihat lebih rapih dan sopan sehingga aku memakai sepatu wedges dan setelah  mampir ke SMP kami akan hangout,tentunya aku tidak akan betah lama-lama memakai wedges. Aku lebih nyaman memakai sepatu cats. Sudah lama kita tak berkunjung ke sekolah itu,setelah lulus kemudian SMA dan sekarang sudah kuliah di semester 3 aku tak pernah berkunjung. Namun mereka lebih parah,mereka sudah semester 7 tapi baru kali ini akan berkunjung.
“Biasa aja dong ya ngetawainnya, ini aku bawa soalnya aku tahu banget karakter kalian. Setelah silahturahmi ke SMP kita kan mau jalan dan aku tahu meskipun kalian bawa mobil tapi ujung-ujungnya kita luntang lantung di trotoar jalan kan?” jelasku dengan nada kesal dan melotot pada Arya yang terus-terusan cekikikan menertawaiku. Jalan bareng mereka harus siapin tukang pijit buat mijitin kaki yang pada pegal. Ya, memang membawa mobil tapi mobil di parkirkan begitu saja di salah satu area parkir dan mereka pergi sesuka mereka tanpa menggunakan mobilnya. Memang menyenangkan tapi membuat seluruh badan terutama kaki pegal-pegal.
“Oh, haha ada-ada aja sih kamu tuh ! sampai segitunya,ya udah cepat masuk,keburu panas nih” Farhan menyuruhku masuk mobil.
“eh eh bentar donk, Lesta kan satu-satunya cewe daiantara kita nih,gimana kalau ada yang bukain pintu mobilnya buat mempersilahkan dia masuk” Aldi tiba-tiba nylonong dari bangku paling belakang dan ketawa jail melihatku.
Arya yang juga duduk di samping Aldi langsung menyambar
 “noh lang,lu kan yang paling dekat sama pintu mobil,lagian cuma lu yang duduk sendirian” ya, hanya Gilang yang duduk di bangku tengah sendirian. Sepertinya ini sudah mereka rencanakan,pikirku.
Gilang yang sudah lama memperhatikanku dan tanpa komentar apapun langsung keluar dari mobil dan masih saja dengan senyuman sama seperti dulu. Seperti pertama kali mata kita saling bertemu dan menatap satu sama lain.
“Monggo tuan putri,silahkan masuk” Gilang mempersilahkanku masuk mobil percis seorang pangeran yang mempersilahkan permaisurinya masuk ke dalam kereta kuda.
“Apaan sih” aku tertawa sambil menyubit perutnya. Dia pun ikut tertawa.
“Gileeee ini, di pikir kalian berdua apa yang ada disini,serasa dunia milik kalian aja” Farhan mengagetkan seluruh yang ada di dalam mobil dengan suara lantangnya itu.
“Biasa aja kali, kalian kaya baru liat pertama kali kita kaya gini aja.syirik lu” Tegas Gilang tak mau kalah. 
Ini memang bukan pertama kalinya untuk kita terlihat mesra di depan mereka lang,namun sudah lama sekali kita tak melakukan adegan seperti ini. Bertahun-tahun kita tak bertemu dan kali ini Tuhan mempertemukan kita lagi.
Ben yang sudah kesal dengan perbincangan konyol itu langsung berteriak.
“STOP !” semua langsung terdiam saat sedang asyik bercanda.
“Tuan raja dan ratu apa kalian sudah siap untuk pergi?dan menikmati bulan madunya?” Ben sebagai supir  berkata dengan penuh kelembutan layaknya pelayan di kerajaan. Aku pikir dia akan marah-marah kerena kegaduhan di dalam mobil akibat perlakuan Gilang barusan.
“Walaah kalian serasa ratu sama raja beneran ya, di depan ada Ben yang nyetir dan di sampingnya ada Farhan dan Aku sama si Aldi jadi pengawal kalian di belakang, Ajiib beneer dah” Sahabatku Arya ini memang doyan ngomong.
Semua tertawa tak terkecuali aku,aku ikut larut dalam candaan mereka meski pada dasarnya mereka sedang ngebully aku dan Gilang .
Sebenarnya saat aku keluar dari pintu rumah tadi, sosok yang pertama ku lihat adalah Gilang. Dia tak henti memperhatikanku,membuatku salting di depan yang lain. Bahkan dia tak mengucapkan satu katapun saat itu. Mungkinkah cinta lama itu bisa hadir kembali atau kita memang di takdirkan hanya untuk bersahabat?
“Cabut ah buruan” Aldi tak sabar untuk segera pergi dan bertemu keluarga besar di SMP. Mungkin sekarang sudah banyak Guru baru disana dan mungkin ada beberapa guru yang pindah dinas dari SMP itu. Adapun yang masih bertahan memberikan ilmu mereka disana.
Tak lama kami sampai,jaraknya hanya 2 km dari rumahku. Satpamnya sudah beda,kini yang dulunya jadi satpam katanya sudah kerja di bagian TU. Kami masuk ke dalam sekolah yang suddah berstandar Nasional itu. Lorong masuknya masih sama hanya saja banyak gedung baru yang telah di bangun. Keadaan tamannya pun lebih bersih dan rapih di banding dulu. Sudah banyak berubah suasana sekolah ini namun kami masih berharap para guru yang dulu mengajar kami masih ada disini,kami merindukan mereka semua.
Syukurlah masih banyak guru yang belum pindah dari sekolah ini, kami bisa bernostalgia dengan mereka. Kebetulan ini jam istirahat sehingga kami punya banyak waktu luang untuk menumpahkan kerinduan kami dengan mereka.
“Aduh si Tata (nama panggilanku) udah gede aja ya,tambah cantik” Puji Bu Fitri. Aku tersenyum malu.
“Pake susuk bu dia mah jadi cantik gitu hahah” Arya nyeletuk dan menyindirku.
“Hust !” Gilang menjitak Arya,dia membelaku.
“Aduh aduh masih sama seperti dulu ya kalian tuh” Bu Fitri ikut tertawa bersamaan dengan Guru lainnya yang ikut nimbrung bareng kita. Bu Fitri masih mengajar IPA sama seperti dulu saat mengajar kami.
Setelah jam masuk mulai kami pun pergi ke kantin dan para guru harus mengajar kembali. Suasana kantin sudah berbeda hanya saja para pedagang disini masih tetap sama dan rupanya masih mengenali kami.
Hanya 1 jam kami berada di sekolah ini,kami segera pamitan ke beberapa Guru yang ada di Ruang Guru dan meminta kontak yang bisa di hubungi pada beberapa guru yang akrab dengan kami.
“Ok guys, mau kemana nih hangoutnya?” Tanya Ben yang siap membawa kita kemanpun kita mau menggunakan mobil Teriosnya.
“Anter gua ke mall dong ,mau beli kemeja nih buat wawancara sama dosen nanti” Arya mengusulkan ingin pergi ke mall, dia ada praktek dari salah satu mata kuliah dan harus mewawancari seorang dosen. Heran deh sama dia,padahal sudah banyak kemejanya tapi masih saja mau beli yang baru.
“Pake kemeja yang lama bisa kali ya? mending yang di baruin muka lu deh,malu sama muka pas-pasan gitu tapi pakai kemeja yang bermerek mulu” aku meledeknya puas. Semua tertawa dan dia langsung menanggapinya .
“parah lu,ini tugas akhir gua sama dosen ini. Seengganya ngasih kenangan yang baik dong ama tuh dosen apalagi ini dosen paling cantik, coba aja dia belum nikah”
“Heh gila lu, mau nikah sama tante-tante?” Farhan ikut meledeknya juga.
“Eits tapi kan seengganya cantik,sexy,bener kan ya?” Gilang membela Arya.
“Nah bener banget tuh man” mereka saling mengepakkan tangan mereka.
Aldi yang asyik dengan kamera digitalnya memotret kami yang sedang asyik bercanda. Dan Ben yang menyetir mobil,entah ke mana kami akan di bawanya. Sepertinya dia sudah punya rencana kemana kami akan pergi dan tanpa mendengarkan celotehan kita dia membawa mobil dengan santai.

Bersambung.....

0 komentar:

Posting Komentar