Sekitar jam 5 sore kita
makan bersama lagi dengan menu hati dan ampela ayam.setelah makan ibu
mengajakku ke rumah sodaranya, sebelum magrib kami pun pergi tentunya hanya aku
dan Ibu saja. Serasa anak manja pada Ibunya,aku di bonceng olehnya naik sepeda
motor. Bukankah seharusnya aku yang menyetir, tapi tak apalah sekali-kali toh
keadaan Ibu juga lagi baik-baik aja. Aku di sambut oleh neneknya dan saudaranya
itu. Setelah adzan maghrib selesai kamipun pulang. Setibanya di rumah aku
melihat dia sedang asyik dengan hobynya, Photoshop.
Ini malam terakhirku
bersamanya, waktu mulai melakukan aksinya lagi. Aku terpaksa harus pulang,
Dokter dan kedua orangtuaku sudah mulai khawatir,mereka sudah mengetahui aku
pergi kemana. Aku memberitahunya agar mereka tidak terlalu khawatir,bosan
sekali berada di rumah sakit selama berbulan-bulan. Oh Tuhan cepat
sembuhkanlah..
Seperti malam kemarin
aku dan dia sampai larut malam berbincang dan bercanda. Dia kalah dan langsung
lemas kalau aku kelitikkin. Senang bisa melihat dia tertawa lepas. Pagi harinya
juga seperti biasa,di sampingku sudah ada dia. Pagi ini aku bangun lebih lambat
dari pagi kemarin,masih belum ingin pergi dari rumah ini.masih ingin bersamanya.
Ibu sudah pergi ke rumah sakit untuk berobat jalan, Ibu sempat masuk rumah
sakit beberapa bulan yang lalu sehingga dokter menyarankannya untuk berobat di
waktu-waktu tertetntu. Ibu juga sudah menyiapkan sarapan pagi untuk kita, Soto
ayam khas Cirebon.
Pagi ini kita
bertengkar, gara-gara kebiasaanku yang menyebalkan, katanya. Menurutku wajar
saja kalau aku mencurigai wanita yang dekat dengannya. Aku tidak menuduhnya
namun mungkin dia merasa risih akan tindakanku yang seperti itu. Pertengkaran itu
berlalu saat aku hendak pulang. Ibu sudah datang, mulai lagi dengan
kekahwatirannya saat aku akan pergi. Aku pergi jam 2 siang, di antar olehnya
sampai terminal.
Aku mencium tangannya,tanda
pamitanku padanya.
“hati-hati sayang”
katanya.
Aku pun pergi,kupilih
bangku di barisan ketiga yang belum terisi. Saat aku akan duduk ku lihat keluar
jendela bus rupanya dia sedang memperhatikanku memilih tempat duduk, dia
tersenyum dan ku balas senyumannya. Ya, senyum itu lagi, aku mendapatkannya
lagi darinya, kemarin malam saat aku sedang makan karena lapar lagi dan
sekarang saat terjadi perpisahan. Waktu sudah tidak bersahabat lagi dengan
kita, Waktu telah meculiknya dan membawaku pergi lagi.
Di dalam bus aku masih
tersenyum-senyum mengingat saat-saat bersamanya dengan waktu sesingkat itu, 3
hari 2 malam.
Sampai bertemu lagi
sayang, aku harap kamu baik-baik saja disana. Semoga kita bisa mempertahankan
hubungan kita yang sudah berjalan selama 3 tahun walaupun kamu di Cirebon dan
aku di Sumedang. Aku juga berharap tidak ada lagi orang ketiga yang mengganggu
hubungan kita.
********
Aku hanya ingin dia tahu
seandainya dia ada di posisiku saat aku bahagia olehnya ataupun saat aku tersakiti
olehnya. Tuhan itu sangat hebat ya,bisa menciptakan rasa cinta yang bahkan kita
tak pernah tau seperti apa bentuk yang sesungguhnya atau mungkin hanya sebuah
rasa yang sama sekali tidak berbentuk dan hanya bisa di artikan oleh para
pecinta? Artinya pun bermacam-macam, sulit di simpulkan arti yang sebenarnya.
End
0 komentar:
Posting Komentar