Sabtu, 16 Februari 2013

Cinta Lama itu Masih Ada III

Edit Posted by with No comments

Sekarang aku paham,sekarang aku mengerti. Bodohnya diriku, aku dan Rifan bisa bertahan selama 5 tahun dengan longdistance dan kenapa dulu aku tidak mau dengannya hanya untuk menuggu selama 3 tahun? Bodoh ! Gilang adalah lelaki yang baik, memang dia yang paling hebat di banding cowo-cowo yang pernah dekat denganku,Rifanpun tak sebaik Gilang namun masih saja aku mau di sakiti olehnya. Selama 1 tahun berpacaran dengan Gilang aku tak pernah merasa tersakiti karenanya.
Mungkinkah aku bisa memilikimu sekali lagi lang?
“Kamu sendiri gimana lang? Siapa dia yang berutung memilikimu?” aku memecahkan kesunyian.
“hahahah,aduh ta jangan di tanya” celetuk Ben, Ben sudah meperhatikan kita dari tadi,malu juga sih.
“Loh emang kenapa?”
“Kamu seperti ga tau Gilang aja,dia itu keras kepala,pendiriannya teguh banget deh apalagi hatinya”
“Diam kamu Ben” Gilang menyangkal ucapan Ben.
“Aku serius ya ta,Gilang itu cinta kamu dari dulu sampai sekarang dan dia sudah jomblo selama putus dari kamu,kamu itu kan cinta pertamanya dan sudah banyak cewe-cewe yang kami tawarkan tapi sia-sia dan ujungnya dia bilang ‘Ga ada yang seperti Lesta’  hahaha” tawanya berheti karena Gilang mentutup mulutnya dengan tisu yang sudah di bulatkan besar seperti bola kasti oleh Gilang,pas banget masuk mulutnya.
Aku langsung memperhatikan Gilang dan dia mulai salah tingkah
“eh ga ko ta,ada ko beberapa cewe yang udah dekat tapi kita emang ga cocok jadi ya....”
“Kamu bohong” ucapku
“ga,beneran aku pernah pacaran sama beberapa cewe, ah jangan dengar si Ben, lebay dia mah”
“kamu lagi bohong lang,aku kenal kamu dan aku bisa lihat kebohongan itu dari mata dan tingkah kamu sekarang”
“Oke,fine. Kamu menang Ben. Thanks” Gilang marah pada Ben.
“Sudahlah lang,sudah waktunya Lesta tahu”
Gilang masih terdiam dan aku masih terus memperhatikannya, ingin sekali memeluk lelaki yang ada di sampingku sekarang. Bodoh sekali aku telah menyia-nyiakan Gilang. Tuhan,pertunjukan apalagi yang akan Kau mulai sekarang. Lihat lah lelaki ini, di dalam hatiku paling dalam masih ada dia dan sekarang kau kembalikan lelaki baik ini pada wanita tak tau diri sepertiku yang telah mengabaikannya, membohongi diriku sendiri,pura-pura sudah melupakannya dan pura-pura sudah tak mencintainya tapi kenyataanya tak seperti itu. Aku masih mencintainya sampai detik ini.
Aku sudah ingin menumpahkan air mata ini dan aku langsung memeluknya.
“Benar apa yang Ben bilang? Selama itu? Aku pernah mendengar hal ini sebelumnya dari Arya tapi aku tak percaya karena tahu sendiri seperti apa Arya,dia selalu bercanda” aku menangis dan terus erat memeluknya.
“Lihat aku” perintah Gilang padaku, aku menurut.
“Apa masih kurang tatapan mata ini,apa aku bisa berbohong padamu,apa kamu tidak mempercayai sahabat mu Ben dan Arya. Harus bukti apalagi,Ben dan Arya sahabatmu dan tak mungkin mereka berbohong hal sebesar ini padamu,apa menurutmu ini hal sepele?” sebuah pertanyaan yang langsung menggetarkan hatiku,dan aku sadar sekarang,aku mengerti.
“Apa kiriman kado-kado di setiap hari ultahku dan tanpa nama itu dari kamu? Apa semua ucapan sebelum tidur di sms setiap malam tanpa nama itu juga dari kamu? Itu kamu?” aku bertanya dengan harapan kalau itu bukan dia karena aku selalu mengabaikan kado juga pesan singkatnya.
Tepat sekali, Gilang mengangguk dan dia juga mulai meneteskan air matanya. Baru kali ini aku melihat air mata membasahi pipinya. Ya Tuhan apa yang telah aku lakukan pada lelaki yang tulus mencintaiku ini?
“Aku masih sayang kamu ta,masih cinta kamu dan ketahuilah bahwa aku tak pernah melupakanmu  selama 5 tahun ini dan smapai saat ini” suaranya bergetar seakan penuh rasa sakit hati di dalamnya.
“Kenapa kamu ga bilang,kenapa?”
“Aku yakin semua akan ada waktunya ta”
“Tapi kalau kamu bilang kamu tak akan merasakan sakit hati selama itu”
“Kepahitan cinta jauh lebih manis dari segalanya” dia mengelus kepalaku menatapku dalam.
“Mungkinkah kita bisa bersama seperti dulu?” tanyaku.
Tiiiitttttttttttttttttttttttttttttt,suara klakson mobil mengagetkan semuanya, Farhan,Arya, Aldi dan kita (aku dan gilang) terbangun dan sadar.
“Udah nyampe mall nih,enak banget kalian semua, aku pegel yang nyetir” Ben sengaja membunyikan klaksonnya,sial.
“Gila lu ben,kita lagi tidur enak  gini malah lu jailin” Arya mulai lagi dengan kecerewetannya.
“Udah ah,buruan cabut” ajak Farhan pada yang lain. Sebelum turun dari mobil aku mengganti sepatuku dengan sepatu catsku.
Kami memasuki mall yang berlantai 4 itu. Ini adalah salah satu supermarket terbesar di kota ini. Farhan,Aldi,Arya,Ben mereka berjalan mendahului aku dan Gilang. Aldi yang masih memegang kameranya mulai beraksi memotret objek sekitar yang menarik. Aku masih penasaran dengan lanjutan obrolan aku dan Gilang di mobil,maka aku sengajakan berjalan beriringan dengannya.sepertinya dia juga ingin berdua denganku saja. Dia memegang tanganku dan menggandengku.Sedangkan yang lain , mereka ada di depan kita dengan jarak kurang lebih 2 meter dari posisi aku dan Gilang.
“Lang?”
“ya?” dia menatapku lagi, tak bisakah kau palingkan sorotan matamu itu. Itu membuat aku semakin luluh di depanmu,damai sekali matamu itu.
“hmmm,soal tadi di mobil. Apa mungkin semua itu bisa”
“rupanya kamu masih penasaran ya,mungkin aku harus menunjukkan sesuatu yang lain agar kamu tak perlu menanyakan hal itu lagi”
“Loh memangnya kenapa? Wajar dong aku penasaran”
“seharusnya kamu tahu dan seharusnya kamu mengerti akan semua itu. Ternyata kamu masih belum mengerti. Kamu nyaman denganku?”
“kenapa jadi ga nyambung ya? tentu saja aku nyaman” terlalu nyaman aku berada di dekatmu dan aku merasa aku tak pantas ada di dekat seorang lelaki yang sangat baik dan tulus menyayangiku.
“Akan ku tunjukkan nanti, oh iya.. kalau seandainya aku ingin kembali bersamamu apa menurut kamu bisa?”
“Lang,itu pertanyaanku tadi” aku meliriknya dengan kesal.
“Oh iya heheh. Bisa dong !” dengan tegas dia mengatakan hal itu di depanku. Aku yang masih tertegun mendengar ucapannya hanya bisa diam.
Apakah kau sadar sekarang kau menebarkan cinta itu kembali? Apakah kau sadar kau kini telah membuatku berharap kembali? Sadarkah atas ucapanmu itu?
“Lang?” aku berhenti berjalan dan langsung menatap dalam padanya. Benarkah ucapanmu tadi? bisakah aku memperbaiki kesalahanku  yang lalu?
“Hey, aku masih sayang kamu dan kamu sudah mengetahuinya harus seperti apa lagi aku bertindak?”
“Aku sayang kamu Lang ,aku masih sayang kamu”
Dia kembali menggandeng tanganku dan mengajakku berjalan kembali.  Aku masih melihat wajahnya dan terus memperhatikannya.  Mengapa dia diam saja,hanya ini? Tak bisakah dia mengajakku kembali bersamanya? Lama sekali aku berdiam begitupun dia. Aldi sudah mengambil moment-moment dari gerak-gerikku dan Gilang,  Aku menghiraukannya justru aku ingin melihat hasil potertan Aldi yang mengabadikan moment kita.
Arya sudah mendapatkan kemejanya,Farhan,Aldi juga Ben sudah menemukan barang yang mereka butuhkan. Hanya aku dan Gilang yang asyik menikmati kebisuan diantara kita setelah perbincangan tadi. Masih bertanya-tanya dan masih dalam keresahan dalam benak masing-masing. Aku tak tau sama sekali apa yang dia pikirkan. Ben yang tahu jelas percakapan kita di mobil mengerti kenapa kita masih diam dan tidak terlalu menikmati hangout kali ini.

Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar