Sekarang aku
paham,sekarang aku mengerti. Bodohnya diriku, aku dan Rifan bisa bertahan
selama 5 tahun dengan longdistance dan kenapa dulu aku tidak mau dengannya
hanya untuk menuggu selama 3 tahun? Bodoh ! Gilang adalah lelaki yang baik,
memang dia yang paling hebat di banding cowo-cowo yang pernah dekat
denganku,Rifanpun tak sebaik Gilang namun masih saja aku mau di sakiti olehnya.
Selama 1 tahun berpacaran dengan Gilang aku tak pernah merasa tersakiti
karenanya.
Mungkinkah
aku bisa memilikimu sekali lagi lang?
“Kamu sendiri gimana
lang? Siapa dia yang berutung memilikimu?” aku memecahkan kesunyian.
“hahahah,aduh ta jangan
di tanya” celetuk Ben, Ben sudah meperhatikan kita dari tadi,malu juga sih.
“Loh emang kenapa?”
“Kamu seperti ga tau
Gilang aja,dia itu keras kepala,pendiriannya teguh banget deh apalagi hatinya”
“Diam kamu Ben” Gilang
menyangkal ucapan Ben.
“Aku serius ya ta,Gilang
itu cinta kamu dari dulu sampai sekarang dan dia sudah jomblo selama putus dari
kamu,kamu itu kan cinta pertamanya dan sudah banyak cewe-cewe yang kami
tawarkan tapi sia-sia dan ujungnya dia bilang ‘Ga ada yang seperti Lesta’ hahaha” tawanya berheti karena Gilang
mentutup mulutnya dengan tisu yang sudah di bulatkan besar seperti bola kasti oleh
Gilang,pas banget masuk mulutnya.
Aku langsung
memperhatikan Gilang dan dia mulai salah tingkah
“eh ga ko ta,ada ko
beberapa cewe yang udah dekat tapi kita emang ga cocok jadi ya....”
“Kamu bohong” ucapku
“ga,beneran aku pernah
pacaran sama beberapa cewe, ah jangan dengar si Ben, lebay dia mah”
“kamu lagi bohong
lang,aku kenal kamu dan aku bisa lihat kebohongan itu dari mata dan tingkah
kamu sekarang”
“Oke,fine. Kamu menang
Ben. Thanks” Gilang marah pada Ben.
“Sudahlah lang,sudah
waktunya Lesta tahu”
Gilang masih terdiam
dan aku masih terus memperhatikannya, ingin sekali memeluk lelaki yang ada di
sampingku sekarang. Bodoh sekali aku telah menyia-nyiakan Gilang.
Tuhan,pertunjukan apalagi yang akan Kau mulai sekarang. Lihat lah lelaki ini,
di dalam hatiku paling dalam masih ada dia dan sekarang kau kembalikan lelaki
baik ini pada wanita tak tau diri sepertiku yang telah mengabaikannya,
membohongi diriku sendiri,pura-pura sudah melupakannya dan pura-pura sudah tak
mencintainya tapi kenyataanya tak seperti itu. Aku masih mencintainya sampai
detik ini.
Aku sudah ingin
menumpahkan air mata ini dan aku langsung memeluknya.
“Benar apa yang Ben
bilang? Selama itu? Aku pernah mendengar hal ini sebelumnya dari Arya tapi aku
tak percaya karena tahu sendiri seperti apa Arya,dia selalu bercanda” aku
menangis dan terus erat memeluknya.
“Lihat aku” perintah
Gilang padaku, aku menurut.
“Apa masih kurang
tatapan mata ini,apa aku bisa berbohong padamu,apa kamu tidak mempercayai
sahabat mu Ben dan Arya. Harus bukti apalagi,Ben dan Arya sahabatmu dan tak
mungkin mereka berbohong hal sebesar ini padamu,apa menurutmu ini hal sepele?”
sebuah pertanyaan yang langsung menggetarkan hatiku,dan aku sadar sekarang,aku
mengerti.
“Apa kiriman kado-kado
di setiap hari ultahku dan tanpa nama itu dari kamu? Apa semua ucapan sebelum
tidur di sms setiap malam tanpa nama itu juga dari kamu? Itu kamu?” aku
bertanya dengan harapan kalau itu bukan dia karena aku selalu mengabaikan kado
juga pesan singkatnya.
Tepat sekali, Gilang
mengangguk dan dia juga mulai meneteskan air matanya. Baru kali ini aku melihat
air mata membasahi pipinya. Ya Tuhan apa yang telah aku lakukan pada lelaki
yang tulus mencintaiku ini?
“Aku masih sayang kamu
ta,masih cinta kamu dan ketahuilah bahwa aku tak pernah melupakanmu selama 5 tahun ini dan smapai saat ini”
suaranya bergetar seakan penuh rasa sakit hati di dalamnya.
“Kenapa kamu ga
bilang,kenapa?”
“Aku yakin semua akan
ada waktunya ta”
“Tapi kalau kamu bilang
kamu tak akan merasakan sakit hati selama itu”
“Kepahitan cinta jauh
lebih manis dari segalanya” dia mengelus kepalaku menatapku dalam.
“Mungkinkah kita bisa
bersama seperti dulu?” tanyaku.
Tiiiitttttttttttttttttttttttttttttt,suara
klakson mobil mengagetkan semuanya, Farhan,Arya, Aldi dan kita (aku dan gilang)
terbangun dan sadar.
“Udah nyampe mall
nih,enak banget kalian semua, aku pegel yang nyetir” Ben sengaja membunyikan
klaksonnya,sial.
“Gila lu ben,kita lagi
tidur enak gini malah lu jailin” Arya
mulai lagi dengan kecerewetannya.
“Udah ah,buruan cabut”
ajak Farhan pada yang lain. Sebelum turun dari mobil aku mengganti sepatuku
dengan sepatu catsku.
Kami memasuki mall yang
berlantai 4 itu. Ini adalah salah satu supermarket terbesar di kota ini.
Farhan,Aldi,Arya,Ben mereka berjalan mendahului aku dan Gilang. Aldi yang masih
memegang kameranya mulai beraksi memotret objek sekitar yang menarik. Aku masih
penasaran dengan lanjutan obrolan aku dan Gilang di mobil,maka aku sengajakan
berjalan beriringan dengannya.sepertinya dia juga ingin berdua denganku saja.
Dia memegang tanganku dan menggandengku.Sedangkan yang lain , mereka ada di
depan kita dengan jarak kurang lebih 2 meter dari posisi aku dan Gilang.
“Lang?”
“ya?” dia menatapku
lagi, tak bisakah kau palingkan sorotan matamu itu. Itu membuat aku semakin
luluh di depanmu,damai sekali matamu itu.
“hmmm,soal tadi di
mobil. Apa mungkin semua itu bisa”
“rupanya kamu masih
penasaran ya,mungkin aku harus menunjukkan sesuatu yang lain agar kamu tak
perlu menanyakan hal itu lagi”
“Loh memangnya kenapa?
Wajar dong aku penasaran”
“seharusnya kamu tahu
dan seharusnya kamu mengerti akan semua itu. Ternyata kamu masih belum mengerti.
Kamu nyaman denganku?”
“kenapa jadi ga
nyambung ya? tentu saja aku nyaman” terlalu nyaman aku berada di dekatmu dan
aku merasa aku tak pantas ada di dekat seorang lelaki yang sangat baik dan
tulus menyayangiku.
“Akan ku tunjukkan
nanti, oh iya.. kalau seandainya aku ingin kembali bersamamu apa menurut kamu
bisa?”
“Lang,itu pertanyaanku
tadi” aku meliriknya dengan kesal.
“Oh iya heheh. Bisa dong
!” dengan tegas dia mengatakan hal itu di depanku. Aku yang masih tertegun
mendengar ucapannya hanya bisa diam.
Apakah
kau sadar sekarang kau menebarkan cinta itu kembali? Apakah kau sadar kau kini
telah membuatku berharap kembali? Sadarkah atas ucapanmu itu?
“Lang?” aku berhenti
berjalan dan langsung menatap dalam padanya. Benarkah ucapanmu tadi? bisakah
aku memperbaiki kesalahanku yang lalu?
“Hey, aku masih sayang
kamu dan kamu sudah mengetahuinya harus seperti apa lagi aku bertindak?”
“Aku sayang kamu Lang
,aku masih sayang kamu”
Dia kembali menggandeng
tanganku dan mengajakku berjalan kembali.
Aku masih melihat wajahnya dan terus memperhatikannya. Mengapa dia diam saja,hanya ini? Tak bisakah
dia mengajakku kembali bersamanya? Lama sekali aku berdiam begitupun dia. Aldi
sudah mengambil moment-moment dari gerak-gerikku dan Gilang, Aku menghiraukannya justru aku ingin melihat
hasil potertan Aldi yang mengabadikan moment kita.
Arya sudah mendapatkan
kemejanya,Farhan,Aldi juga Ben sudah menemukan barang yang mereka butuhkan.
Hanya aku dan Gilang yang asyik menikmati kebisuan diantara kita setelah
perbincangan tadi. Masih bertanya-tanya dan masih dalam keresahan dalam benak
masing-masing. Aku tak tau sama sekali apa yang dia pikirkan. Ben yang tahu
jelas percakapan kita di mobil mengerti kenapa kita masih diam dan tidak
terlalu menikmati hangout kali ini.
Bersambung
0 komentar:
Posting Komentar