Selasa, 19 Februari 2013

Ibumu, Kamu dan Aku

Edit Posted by with 2 comments
“Ibu....aku mencintai anakmu dan aku sangat menyayangimu”

Bisa mengenal dekat Ibumu adalah harapanku sejak pertama kali kita menjalin hubungan ini. Mungkin tidak semua pasangan ingin bertemu dengan Ibu dari pasangannya apalagi jika hubungaan yang kita jalani baru seumur jagung namun tidak bagiku. Untuk pertama kalinya,saat itu dalam hatiku aku bertekad ingin mengenal Ibumu,semua tentangmu,tentang keluargamu,tentang teman-temanmu dan tentang masa lalumu, ketahuilah sebelumnya aku tak pernah berpikir seperti itu.
Ibumu sama seperti mamahku, dia adalah wanita terhebat yang pernah kita milki. Ibumu sudah menerimaku dan bisa menyayangiku adalah kebahagiaanku saat ini,dahulu dan nanti.  Sehari,seminggu,sebulan dan kini aku sudah mengenal Ibumu bertahun-tahun, waktu yang cukup lama. Pertama kali kamu mengenalkan beliau padaku pertama kali itu juga kamu mengenalkan kasih sayang baru untukku. Aku sudah seperti anaknya saja,bahkan perhatian,nasehat dan kasih sayangnya selalu beliau berikan padaku sama seperti cara beliau memperlakukanmu. Ibumu juga pernah memarahiku karena khawatir,sama seperti beliau memarahimu. Sekarang aku sudah menjadi anak keduanya setelah kamu, iya kan? Saat aku menceritakan perlakuan sayang Ibumu pada Mamahku dia hanya tersenyum lembut padaku dan mengusap kepalaku. Aku pikir mamah akan cemburu pada Ibumu tapi rupanya tidak malah Mamahku ikut bahagia.
Keinginanku di cintai Ibumu bukan karena aku takut tersainigi oleh mantan-mantanmu yang pernah kau kenalkan pada Ibumu,bukan ingin mendapatkan perhatian karena statusku sebagai pacarmu,bukan ingin di puji oleh Ibumu dengan segala perlakuan baikku pada Ibumu dan juga bukan karena takut tersaingi oleh wanita-wanita yang mungkin saat ini sedang dekat denganmu. Bukan itu ! justru yang aku takuti adalah kamu !
Ibumu tak pernah menyakitiku tapi kamu yang pernah menyakitiku
Ibumu tak pernah menyuruhku untuk pergi dari kehidupanmu atau kehidupannya tapi kamu pernah.
Ibumu tak pernah menginginkan kamu memiliki banyak pacar apalagi selingkuh di belakangku karena Ibumu ingin memberitahukan padamu bahwa kesetiaan adalah salah satu modal utama dalam menjalin hubungan.
Ibumu selalu memperhatikan hal sekecil apapun dariku tapi kamu tidak.
Ibumu menyelimutiku saat aku kedinginan dalam lelapnya tidurku, Ibu menyisakan separuh uangnya untuk memberikanku makanan yang lezat di banding membeli barang yang dia butuhkan saat itu, Ibumu memberikan banyak kasih sayang dan perhatiannya sama seperti Mamahku. Ibumu juga ikut memarahimu ketika kamu mebentak-bentakku kan?

Tapi... jika nanti kamu mulai menjauh dariku, dan meninggalkanku disitulah rasa takut akan kehilangan sosok Ibumu muncul. Seketika hubungan kita berakhir seketika itu pula kamu sudah merenggangkan hubungan antara aku dan Ibumu. Karena kamu aku terpisah dari Ibumu, karena kamu aku akan jarang menjumpainya,kerena kamu secara perlahan bisa memudarkan kasih sayangku padanya dan kasih sayangnya padaku. Dan aku tak mau hal itu terjadi. Jadi... izinkan aku tetap mendapatkan cinta Ibumu meski status hubungan kita sudah berbeda.
Untuk saat ini, terimaksih masih bertahan denganku bertahun-tahun. Aku harap selamanya bisa denganmu juga dengan Ibumu. Izinkan aku menjaga Ibumu juga Mamahku, karena kini aku sangat menyayangi Ibumu . Mamahku dan Ibumu adalah 2 insan yang sudah  terstruktur dengan wajib untuk aku cinta dan sayangi.
Dan kamu memang hal yang paling aku takuti , aku takut jika ternyata kamulah yang akan mengahancurkan sayang diantara aku dan Ibumu. Dia memang Ibumu tulen dan tak bisa aku rebut.  Kamu sudah memilikinya dan kamu takkan mudah kehilangan cintanya ya karena dia Ibu yang melahirkanmu. Namun, sekarang dia juga Ibuku jadi jangan rebut dia dariku dan jangan coba-coba merusak hubunganku dengan beliau hanya karena permasalahan cinta antara kamu dan aku.
Aku butuh Mamahku tapi aku juga butuh Ibumu. Aku sempurna dengan adanya seorang Mamah tapi aku akan lebih sempurna dengan hadirnya Ibumu.
Thanks karena kamu telah mengenalkannya padaku dan menempatkanku seperti anak yang di lahirkannya. Jangan jauhkan hatiku darinya !
Aku juga butuh kamu,semoga kamu memahami betul perasaanku padamu dan Ibumu. Biarkan aku jadi anak manja Ibumu.

JAGA IBUMU BAIK-BAIK DISANA !

Sabtu, 16 Februari 2013

Cinta Lama itu Masih Ada (End)

Edit Posted by with 1 comment

“Langsung caw ke kafe aja ya,aku traktir” ajak Ben.
“Oke bosss” Farhan,Aldi dan Arya menjawab dengan kompak. Sedangkan aku dan Gilang masih terdiam, aku hanya membalas ajakan Ben dengan tersenyum dan mengangguk. Gilang masih memegang tangan kananku. Apa yang sebenarnya dia pikirkan,tak merespon pembicaraanku namun masih saja memegang erat tangan ini.
Kami semua memasuki salah satu kafe langganan kami. Beberapa menu telah di pesan dan sesuai keinginan masing-masing. Sekitar 3 jam kami menghabiskan waktu di kafe ini dan sekarang saatnya terapi kaki. Kebiasaan kita,harus berjalan mencari tempat yang menyenangkan tanpa menggunakan kendaraan,menyenangkan tapi sangat melelahkan.  Kami menemunkan tempat yang ramai dan menyenangkan,alun-alun kota. Sekarang malam minggu pantas saja banyak pemuda pemudi disini. Pencahayaan disini sangat terang,di setiap sudut taman alun-alun di beri beberapa lampu sehingga menerangi taman ini.
Kami asyik menari-nari menyewa grup pengamen yang menyanyikan beberapa lagu untuk kami. Semua orang memperhatikan kami namun kami tak peduli,justru sepertinya semua orang menikmati pertunjukan kami yang konyol ini,menari dengan gaya yang lucu dan aneh. Semua orang merasa terhibur bahkan banyak dari mereka yang mengira bahwa kami adalah anggota dari pengamen yang kami sewa. Mereka memberikan uang receh mereka pada kami. Setelah kegilaan kami selesai kami tidak mengambil uang itu,kami berikan itu pada pengamen yang kami sewa.Hitung-hitung amal.
“Cape juga ya, gila banget malam ini” aku tertawa riang.
“Kapan lagi coba kita segila ini, susah” Aldi.
Kita masih terengah-engah untuk mengambil nafas. Ketika kita sedang asyik bergurau seketika hujan turun cukup deras, lalu kami langsung mencari tempat berteduh. Namun, ada yang aneh.
“Eh,Gilang mana?” tanyaku khawatir. Gilang sudah melepaskan tanganku semenjak di kafe. Dan dia masih banyak diam.
“Eh iya,mana tuh bocah tadi kan samping lu Han” Arya pun ikut kebingungan. Farhan yang memang tadi ada di sampingnyapun tak menyadarinya.
“Aku juga ga tau,lagian sikap dia dari mulai masuk mall sudah aneh ga seperti biasanya. Seperti ada yang dia pikirkan, ada apa ya Ben?”Farhan menanyakan hal yang memangBen tahu jelas mengapa Gilang seperti itu hanya membisu.Pura-pura tak mendengar.
“Hey.. bukannya itu Gilang?” Ben menunjuk pada sosok laki-laki yang sudah basah kuyup yang masih berdiri di tengah taman. Tidak terlalu jelas karena terhalang oleh derasnya air hujan.Disini  lumayan ramai karena  di setiap sisi taman ini dibangun tempat untuk berteduh. Banyak orang keheranan melihatnya.
“Ya, itu Gilang. Ada apa dengannya” Aku melangkah mendekati terpaan air hujan. Aku ingin menyusulnya dan mengajaknya berteduh. Aku terus melangkah mengahampirinya tak peduli tubuhku akan basah atau akan jatuh sakit nantinya karena terkena derasnya hujan. Yang jelas,disana ada cowo yang patut aku jaga karena aku mencintainya.
“Ada apa?” aku mengelus pipinya. Dia seperti sedang menangis tercampur dengan jatuhnya air hujan di wajahnya.
“Bisakah kamu menunggu ku selama 3 tahun?” tanyanya.
“Apa?”
“Jawabanmu sama saja seperti dulu saat pertama aku akan pergi ke Yogya, jadi kamu masih belum bisa menungguku 3 tahun lagi”
“Bukan itu maksudku, aku tak mendengar apa yang kamu katakan,bisa kau ulang” sebenarnya aku mendengar jelas pertanyaannya namun aku ingin dia mengatakannya sekali lagi.
“Aku sayang kamu dan aku ingin bersamamu namun bisakah kau menungguku selama 3 tahun?”
Tanyanya lagi.
Aku tersenyum dan langsung memeluknya, hujan mulai reda.
“Bodoh,kenapa kamu tak mengatakannya dari dulu hah ! maaf aku yang tak bisa menyadari akan tulusnya kasih sayangmu”
Dia memelukku semakin erat dan berkata “Aku hanya ingin berhenti mencintaimu namun justru aku semakin mencintaimu jadi kuputuskan untuk tetap mencintaimu selamanya meski akhirnya kamu bukan tulang rusukku”
“Ssssssssttt.... ga Lang, kamu sudah memutuskan untuk tatap mecintaiku maka kamu harus bersamaku selamanya. I Love You”
Dia mencium keningku lembut, aku masih bisa merasakan air hujan menetes di tengah-tengah kita.
“mau 3 tahun atau selamanya,aku akan tetap mencintaimu” tegasku.
Aku tahu dia akan melanjutkan S.2 nya di Australia. Dan aku sadar jika sekarang kita menjalin hubungan kembali maka aku harus siap untuk menunggunya kembali lagi. Aku percaya padanya dan aku tak akan menyianyiakannya lagi.

END

Cinta Lama itu Masih Ada III

Edit Posted by with No comments

Sekarang aku paham,sekarang aku mengerti. Bodohnya diriku, aku dan Rifan bisa bertahan selama 5 tahun dengan longdistance dan kenapa dulu aku tidak mau dengannya hanya untuk menuggu selama 3 tahun? Bodoh ! Gilang adalah lelaki yang baik, memang dia yang paling hebat di banding cowo-cowo yang pernah dekat denganku,Rifanpun tak sebaik Gilang namun masih saja aku mau di sakiti olehnya. Selama 1 tahun berpacaran dengan Gilang aku tak pernah merasa tersakiti karenanya.
Mungkinkah aku bisa memilikimu sekali lagi lang?
“Kamu sendiri gimana lang? Siapa dia yang berutung memilikimu?” aku memecahkan kesunyian.
“hahahah,aduh ta jangan di tanya” celetuk Ben, Ben sudah meperhatikan kita dari tadi,malu juga sih.
“Loh emang kenapa?”
“Kamu seperti ga tau Gilang aja,dia itu keras kepala,pendiriannya teguh banget deh apalagi hatinya”
“Diam kamu Ben” Gilang menyangkal ucapan Ben.
“Aku serius ya ta,Gilang itu cinta kamu dari dulu sampai sekarang dan dia sudah jomblo selama putus dari kamu,kamu itu kan cinta pertamanya dan sudah banyak cewe-cewe yang kami tawarkan tapi sia-sia dan ujungnya dia bilang ‘Ga ada yang seperti Lesta’  hahaha” tawanya berheti karena Gilang mentutup mulutnya dengan tisu yang sudah di bulatkan besar seperti bola kasti oleh Gilang,pas banget masuk mulutnya.
Aku langsung memperhatikan Gilang dan dia mulai salah tingkah
“eh ga ko ta,ada ko beberapa cewe yang udah dekat tapi kita emang ga cocok jadi ya....”
“Kamu bohong” ucapku
“ga,beneran aku pernah pacaran sama beberapa cewe, ah jangan dengar si Ben, lebay dia mah”
“kamu lagi bohong lang,aku kenal kamu dan aku bisa lihat kebohongan itu dari mata dan tingkah kamu sekarang”
“Oke,fine. Kamu menang Ben. Thanks” Gilang marah pada Ben.
“Sudahlah lang,sudah waktunya Lesta tahu”
Gilang masih terdiam dan aku masih terus memperhatikannya, ingin sekali memeluk lelaki yang ada di sampingku sekarang. Bodoh sekali aku telah menyia-nyiakan Gilang. Tuhan,pertunjukan apalagi yang akan Kau mulai sekarang. Lihat lah lelaki ini, di dalam hatiku paling dalam masih ada dia dan sekarang kau kembalikan lelaki baik ini pada wanita tak tau diri sepertiku yang telah mengabaikannya, membohongi diriku sendiri,pura-pura sudah melupakannya dan pura-pura sudah tak mencintainya tapi kenyataanya tak seperti itu. Aku masih mencintainya sampai detik ini.
Aku sudah ingin menumpahkan air mata ini dan aku langsung memeluknya.
“Benar apa yang Ben bilang? Selama itu? Aku pernah mendengar hal ini sebelumnya dari Arya tapi aku tak percaya karena tahu sendiri seperti apa Arya,dia selalu bercanda” aku menangis dan terus erat memeluknya.
“Lihat aku” perintah Gilang padaku, aku menurut.
“Apa masih kurang tatapan mata ini,apa aku bisa berbohong padamu,apa kamu tidak mempercayai sahabat mu Ben dan Arya. Harus bukti apalagi,Ben dan Arya sahabatmu dan tak mungkin mereka berbohong hal sebesar ini padamu,apa menurutmu ini hal sepele?” sebuah pertanyaan yang langsung menggetarkan hatiku,dan aku sadar sekarang,aku mengerti.
“Apa kiriman kado-kado di setiap hari ultahku dan tanpa nama itu dari kamu? Apa semua ucapan sebelum tidur di sms setiap malam tanpa nama itu juga dari kamu? Itu kamu?” aku bertanya dengan harapan kalau itu bukan dia karena aku selalu mengabaikan kado juga pesan singkatnya.
Tepat sekali, Gilang mengangguk dan dia juga mulai meneteskan air matanya. Baru kali ini aku melihat air mata membasahi pipinya. Ya Tuhan apa yang telah aku lakukan pada lelaki yang tulus mencintaiku ini?
“Aku masih sayang kamu ta,masih cinta kamu dan ketahuilah bahwa aku tak pernah melupakanmu  selama 5 tahun ini dan smapai saat ini” suaranya bergetar seakan penuh rasa sakit hati di dalamnya.
“Kenapa kamu ga bilang,kenapa?”
“Aku yakin semua akan ada waktunya ta”
“Tapi kalau kamu bilang kamu tak akan merasakan sakit hati selama itu”
“Kepahitan cinta jauh lebih manis dari segalanya” dia mengelus kepalaku menatapku dalam.
“Mungkinkah kita bisa bersama seperti dulu?” tanyaku.
Tiiiitttttttttttttttttttttttttttttt,suara klakson mobil mengagetkan semuanya, Farhan,Arya, Aldi dan kita (aku dan gilang) terbangun dan sadar.
“Udah nyampe mall nih,enak banget kalian semua, aku pegel yang nyetir” Ben sengaja membunyikan klaksonnya,sial.
“Gila lu ben,kita lagi tidur enak  gini malah lu jailin” Arya mulai lagi dengan kecerewetannya.
“Udah ah,buruan cabut” ajak Farhan pada yang lain. Sebelum turun dari mobil aku mengganti sepatuku dengan sepatu catsku.
Kami memasuki mall yang berlantai 4 itu. Ini adalah salah satu supermarket terbesar di kota ini. Farhan,Aldi,Arya,Ben mereka berjalan mendahului aku dan Gilang. Aldi yang masih memegang kameranya mulai beraksi memotret objek sekitar yang menarik. Aku masih penasaran dengan lanjutan obrolan aku dan Gilang di mobil,maka aku sengajakan berjalan beriringan dengannya.sepertinya dia juga ingin berdua denganku saja. Dia memegang tanganku dan menggandengku.Sedangkan yang lain , mereka ada di depan kita dengan jarak kurang lebih 2 meter dari posisi aku dan Gilang.
“Lang?”
“ya?” dia menatapku lagi, tak bisakah kau palingkan sorotan matamu itu. Itu membuat aku semakin luluh di depanmu,damai sekali matamu itu.
“hmmm,soal tadi di mobil. Apa mungkin semua itu bisa”
“rupanya kamu masih penasaran ya,mungkin aku harus menunjukkan sesuatu yang lain agar kamu tak perlu menanyakan hal itu lagi”
“Loh memangnya kenapa? Wajar dong aku penasaran”
“seharusnya kamu tahu dan seharusnya kamu mengerti akan semua itu. Ternyata kamu masih belum mengerti. Kamu nyaman denganku?”
“kenapa jadi ga nyambung ya? tentu saja aku nyaman” terlalu nyaman aku berada di dekatmu dan aku merasa aku tak pantas ada di dekat seorang lelaki yang sangat baik dan tulus menyayangiku.
“Akan ku tunjukkan nanti, oh iya.. kalau seandainya aku ingin kembali bersamamu apa menurut kamu bisa?”
“Lang,itu pertanyaanku tadi” aku meliriknya dengan kesal.
“Oh iya heheh. Bisa dong !” dengan tegas dia mengatakan hal itu di depanku. Aku yang masih tertegun mendengar ucapannya hanya bisa diam.
Apakah kau sadar sekarang kau menebarkan cinta itu kembali? Apakah kau sadar kau kini telah membuatku berharap kembali? Sadarkah atas ucapanmu itu?
“Lang?” aku berhenti berjalan dan langsung menatap dalam padanya. Benarkah ucapanmu tadi? bisakah aku memperbaiki kesalahanku  yang lalu?
“Hey, aku masih sayang kamu dan kamu sudah mengetahuinya harus seperti apa lagi aku bertindak?”
“Aku sayang kamu Lang ,aku masih sayang kamu”
Dia kembali menggandeng tanganku dan mengajakku berjalan kembali.  Aku masih melihat wajahnya dan terus memperhatikannya.  Mengapa dia diam saja,hanya ini? Tak bisakah dia mengajakku kembali bersamanya? Lama sekali aku berdiam begitupun dia. Aldi sudah mengambil moment-moment dari gerak-gerikku dan Gilang,  Aku menghiraukannya justru aku ingin melihat hasil potertan Aldi yang mengabadikan moment kita.
Arya sudah mendapatkan kemejanya,Farhan,Aldi juga Ben sudah menemukan barang yang mereka butuhkan. Hanya aku dan Gilang yang asyik menikmati kebisuan diantara kita setelah perbincangan tadi. Masih bertanya-tanya dan masih dalam keresahan dalam benak masing-masing. Aku tak tau sama sekali apa yang dia pikirkan. Ben yang tahu jelas percakapan kita di mobil mengerti kenapa kita masih diam dan tidak terlalu menikmati hangout kali ini.

Bersambung

Cinta Lama itu Masih Ada II

Edit Posted by with No comments
“Nah loh Ben,kita mau kemana nih?”tanyaku.
“Ke mall aja deh, kemarin kan aku ultah dan belum sempat traktir kalian tapi kalian sudah kasih kado buat aku”
“Asik,makan nih?” aku riang sekali, aku emang doyan makan tapi berat badanku tak kunjung bertambah.
“hmmmmm” ben mengangguk.
“Bagus deh,aku juga mau beli baju” Gilang menyetujuinya. Di susul dengan Farhan dan Aldi, mereka ingin membeli beberapa barang yang  mereka butuhkan.
“Oke,fix nih ke mall ya. oh kaki ku bisa kram” keluhku.
Semua tertawa,melihat aku mengeluh dengan mulut di manyunkan.
“Nyantai aja kali,kan ada Gilang yang siap gendong kamu toh cintanya buat kamu ga pernah hilang” Ucapan Aldi seakan tidak meledekku,dia serius mengatakannya. Bahkan mulut Arya pun tak berucap,Farhan yang sedang asyik mengikuti alunan lagu yang di putarnya pun ikut berhenti dan melirik pada kami (aku dan gilang). Begitu pula Ben yang menyempatkan melirikku dari kaca di depannya. Dan aku? aku diam dengan wajah tanpa ekspresi walaupun nyatanya ucapan itu seakan pukulan bagiku.
Semua terdiam,untuk beberapa detik suasana hening sekali kemudian di buyarkan dengan suara Arya
“Ngantuk ah,hoaaammm”
Semua sibuk masing masing. Aldi dan Arya mulai tertidur,Farhan pun sama. Sedangkan Ben tetap fokus menyetir. Alunan musik masih terdengar di keheningan dalam mobil.  Aku dan Gilang masih sibuk melihat ke luar jendela mobil. Mungkin dia melihat kendaraan yang berlalu lalang atau sedang memperhatikan sesuatu yang lain di luar sana. Atau mungkinkah dia juga sedang memikirkanku,mengingat kebersamaan kita dulu,mengulang kenangan kita dulu? Entahlah.
Aku mencoba melirik ke arahnya,bukan melirik tepatnya aku menengokkan kepalaku ke arahnya dan itu membuatnya sadar kalau aku sedang memperhatikannya. Dia tersenyum,matanya teduh sekali saat menatapku.

Benarkah cinta itu masih ada?berapa lama kamu masih menyimpan rasa itu?apakah itu menyiksamu?mengapa kamu tak pernah mengatakan apapun tentang cinta?masihkan kau mau kembali seperti dulu?

“Hei,Udah lama banget ya ga ketemu” Gilang berkata seakan ucapan Ben tak pernah dia dengar dan saat itu aku masih lekat memandangnya.
“eh.. heheh iya lama banget” jawabku dengan kaku.
“kamu masih sama dia? Rifan?”
“Oh,ga lang. Aku udah putus kali sama dia”
“Loh kenapa?bukannya kalian sudah lama pacaran?berahun-tahun malah” Pertanyaannya membuatku mengingat Rifan kembali. Menyakitkan bukan? Menjalin  hubungan betahun-tahun dengan jarak  berkilo-kilo meter Bandung-Surabaya namun semua sia-sia. Ketika keluarganya sudah mengenalku begitu pula keluargaku. Semua berakhir hanya karena kesalahan yang menurutku sudah tak pantas untuk di perbaiki. Berkali-kali dia mengkhianatiku,bermain cinta dengan beberapa wanita,selingkuh. Di dunia ini tidak ada yang mau di duakan dan tidak mau cintanya di bagi,sangat menyakitakan apalagi untuk seorang wanita yang perasaannya jauh lebih peka daripada lelaki. Sudah beberapa kali aku memaafkannya dan tetap bertahan dengannya setelah dia berselingkuh dengan wanita lain namun untuk kali ini aku tak bisa lagi,aku harus benar-benar pergi darinya meski aku sadar meninggalkannya bukanlah hal yang mudah untukku.

Aku merasa sakit ketika aku harus mengingat kejadian saat dia bersama wanita lain dan membayangkan dia saat bersama wanita itu,percayalah bahwa itu sangat menyakitkan. Aku harus menjalin hubungan dengannya bertahun-tahun namun aku terus merasa sakit saat teringat kesalahannya sedangkan aku tak mampu untuk meninggalkannya. Aku berharap dia berubah dan tidak mengulangnya lagi,berharap dia sadar akan arti hadirku. Tapi takdir berkata lain,dia tak pernah berubah dan menyakitiku lagi. Mungkin inilah yang namanya tak jodoh. Pacaran bertahun-tahun namun hancur sia-sia seperti itu. Sangat menyakitkan.

Dengan nada rendah sambil tertunduk aku menjawab pertanyaan Gilang.
“Kita mungkin sudah tak cocok lang, dan hubungan kita memang sudah tidak bisa di perbaiki. Hanya sebatas teman saja mungkin akan lebih baik” sebenarnya aku ingin menangis saat mengucapkan hal itu namun ada sosok lain di dekatku yang membuatku kuat,kamu Gilang.
Dia menyentuh tanganku dan mendekatiku,menggeser posisi duduknya.
“Aku tau perasaan kamu, aku tau semuanya tanpa menceritakannya,aku hanya mengetes kamu dan kamu memang tak mampu untuk menceritaknnya hanya laki-laki tolol yang menyianyiakan kamu” Dia memelukku, membiarkan aku ada di pundaknya sekarang.
Jantungku berdegup kencang, sepertinya dia juga sama,aku bisa merasakn detak jantungnya. Bukan kesedihan yang aku rasakan sekarang,bukan tentang Rifan tapi cara Gilang memberi kenyamanan padaku ya cara dia memelukku. Masih sama seperti dulu, saat kita bertengkar,saat aku gelisah dia selalu menenangkanku dengan caranya,ya seperti sekarang ini.
Apa lagi yang Tuhan rencanakan sekarang. Kalau saja dulu aku mau menjalin hubungan jarak jauh dengannya,mungkin kita masih bersama sampai sekarang.
*********
Aku berangkat ke sekolah pukul 06.50,rumahku tak terlalu jauh dengan sekolah SMP ku. Hari ini tidak terlau terburu-buru untuk berangkat ke sekolah toh sekarang ada turnamen basket antar sekolah dan di adakan di SMP ku. Acaranya mulai pukul 08.00 pagi tapi sudah banyak sekali yang datang, katanya sih pemain basket dari sekolah lain cakep-cakep,pantas saja banyak sekali cewe-cewe yang sudah siap berkumpul dan menduduki tempat yang strategis agar bisa menarik perhatian semua orang terutama para pemain basketnya.
“ini bocah kemana aja sih, bukannya bantuin kita siap-siap malah nyantai banget berangkatnya” Ben memarahiku gara-gara aku telat,janjinya jam setengah 7 sudah di sekolah tapi aku malah sengaja datang terlambat.
“Tuh teman-teman yang lain lagi beli konsumsi,mending kamu ambil bola basket di ruang olahraga deh” Farhan menyuruhku. Sebenarnya malas sekali hari ini untuk pergi ke sekolah tapi apa boleh buat,aku juga tim basket dari SMP tuan rumah masa tidak hadir meski sekedar untuk menyemangati mereka. Aku tak melihat Gilang dan Arya,kemana mereka.
Bola basket sudah siap,semua tim sudah berada di posisi masing-masing.dan pertandingan pertama di mulai,sebenarnya ini adalah akhir dari turnamen basket.  Tim basket  dari SMP kami masuk final melawan SMP dari kecamatan lain. Ada Farhan,Ben,Aldi,Arya dan Gilang. Arya? Gilang? Kemana saja mereka,baru nongol dan tidak mengikuti latihan dulu. Dan membawa karton?untuk apa mereka membawa karton-karton itu?.
Farhan sebagai kapten sangat lihai memainkan bola basket, Gilang yang sudah beberapa kali memasukkan bola pada ring membuat tim kita unggul. Dan akhirnya SMP kami yang memenangkan hadiah sebesar 1 juta dengan sertifikat dan juga pialanya.  Saat semua siap untuk meninggalkan lapang tiba-tiba.....
“Buat semua teman-teman,bisa minta waktunya? Ada yang ingin aku tunjukkan pada kalian semua dan tolong partisipasinya. Dan buat Lesta tolong maju ke depan?”
Hah namaku di sebut?ada apa ini?aku kenal suara itu. Dan semua siswa langsung ribut. Aku yang sudah siap pergi menuju bestcamp kembali membalikkan badan. Dan melihat  5 orang di depanku sedang membelakangiku dan masing-masing dari mereka membawa karton dengan ukuran sekitar 30x30 cm,karton yang tadi di bawa Arya dan Gilang,entah apa yang mereka pegang.
Setelah menenangkan semua siswa dan berhasil menarik perhatian Gilang berlari ke tengah lapang membawa microphone, ya suara itu milik Gilang. Gilang berlari ke tengah lapang dan ikut memegang karton putih itu,di dalamnya ada tulisan tapi entah apa. Lalu apa hubungannya denganku? Mengapa Gilang memanggilku untuk lebih dekat ke tengah lapang.
 Dan mereka membalikkan badan. Di mulai dari Arya yang membuka karton berisi huruf “I”,di lanjut dengan Farhan dengan “”,kemudian Ben dengan “you (U)”,lalu Aldi dengan emoticon smile “:)”dan terakhir dengan “?”oleh Gilang.
“I LOVE YOU LESTA :) ?” Gilang mengucapkan kata perkatanya dengan lembut dan sangat jelas, semua siswa memperhatikannya dan para guru juga. Mukaku seketika langsung memerah menahan rasa malu namun bahagia. Aku sangat bahagia,ini kejutan luar biasa dan aku tak pernah menyangka kalau Gilang memiliki rasa yang sama aku rasakan,aku pikir sebaiknya aku tak mengatakan perasaanku ini karena akan merusak persahabatan kita namun apa yang terjadi? Ternyata Gilang memiliki rasa yang sama dan mengungkapkannya di depan semua orang.
“Aku jatuh cinta sama kamu ta dan itu udah lama,mungkin ini waktu yang tepat buat ungkapin semuanya” Dia berjalan mendekatiku dan menarik pelan tanganku ke tengah lapang. Aku menurut dan aku masih dengan senyumku yang sudah mengembang sejak tadi.
“Kalau kamu terima aku kamu bisa ambil bunga mawar ini tapi kalau kamu tolak aku kamu bisa menjabat tangan kiriku dan semua terserah padamu,apapun pilihanmu kamu harus ingat bahwa kita tetap sahabat” dia menatapku tajam dan meletakkan microphonenya di bawah.
Dia meyodorkan kedua tangannya,tangan kanan membawa setangkai bunga mawar merah dan tangan kiri  dengan membukakan telapak tangannya tanda siap untuk berjabat tangan.
Di otakku saat itu hanya satu kalimat yang aku pikirkan dan aku berkata “Aku juga cinta kamu lang” dia tidak mendengar atau pura-pura tak mendengar?
Oke aku mengerti maksudnya,aku ambil bunga itu dan dengan serentak suara seluruh siswa dan guru berteriak beriringan dengan  tepuk tangan. Gilang tersenyum padaku dan mengelus lembut kepalaku.
“Bodoh” katanya, dia langsung memelukku .
**********
Bisakah kita mengulang kembali saat pertama kali kamu mengungkapkan cinta itu? Saat itu statusku hanya seorang adik kelasnya, namun ketika hari kelulusan itu terjadi semua berubah seketika. Mungkin untuk gadis yang berumur 13 tahun tidak mengerti arti pengorbanan cinta tapi untuk gadis yang berumur 20 tahun akan mengerti,sekarang aku mengerti kenapa kamu berusaha mempertahankan hubungan kita.

 Aku memutuskan dia saat aku mengetahui bahwa dia akan melanjutkan SMA nya di Yogyakarta tepat di hari kelulusannya. Dia mati-matian menjelaskan padaku kenapa harus di Yogja dan dia juga berusaha meyakinkanku bahwa hubungan jarak jauh tidak menghalangi cinta kita. Tapi aku terlalu childish dan egois sehingga semua berakhir.
“Aku pikir kamu bisa menerima hal sepele ini,aku tetap tinggal disini tapi hanya sekolahku yang disana, untuk 3 tahun saja kamu menungguku apa tak bisa? Hubungan kita sudah berjalan 1 tahun,apa segitu saja?mungkin kamu akan mengerti nanti dan kamu akan menyadarinya nanti” itu ucapan terakhirnya,kemudian selama  5 tahun kami tak pernah bertemu,bahkan di jejaring sosial pun meski saling berteman dan saling tahu tak ada ucapan apapun hanya bisa diam-diam ngestalk profilnya.

Bersambung.......